Wednesday, September 17, 2008

Keadilan


Perang Mahabarata tengah berlangsung. Arjuna tiba-tiba mogok, mundur dari medan laga. Ksatria tampan ini memilih jadi pengemis daripada membunuh Bistama, sang kakek, dan Durna, sang Guru serta saudara-saudaranya hanya untuk tanah.

Krishna, sepupu sekaligus sais kereta perangnya saat itu, kaget. “Are you Nuts? Gendeng!” Sudah mau perang, di tengah arena,.. baru berfikir tentang persaudaraan.


Krishna bertutur. Tentang keadilan untuk sesama Cassanova India ini. Malcom X pun menuturkan hal yang sama. He said kurang lebih seperti ini, “Nobody can give you equality or justice or anything. If you are a man, you take it!” Raga hanya pinjaman dengan dosa. Bila seorang terbunuh, menurut kepercayaan Hindu, jiwanya tetap ada dan mengambil raga lain.

Tugas Brahmana untuk belajar dan mengajar. Tugas Ksatria untuk mengatur dan perang. Tugas Waisya untuk berdagang. Yang kasian, tugas Sudra,…jadi pegawai tetap, hiks!

Ksatria seperti para samurai Jepang. Lebih baik bagi mereka harakiri daripada menyerah kalah. Seorang Arjuna saat itu hanya mengingatkan pada peran Paris di perang Troya. Meski peran Paris lebih buruk, demi kegilaannya kepada Helena, dua sejoli ini memicu perbudakan bangsanya dan terbunuhnya saudaranya. Yang ngga adil, kok Paris ga mati ya!!!!!

Yup. Balik lagi ke Arjuna si bimbang. Krishna memberikan wejangan lagi. Manusia hidup dengan karma. Kewajiban untuk melakukan tugasnya. Bila seseorang mengingkari, dia ibarat sebuah batu yang hanya diam. Coba ingat pepatah Jawa. Wong sadermo nglakoni.

Adalagi, Wong urip mung bisane nrimo. Menerima. Jangan mengartikan sekenanya dengan hidup seperti babi, bermalas-malasan, dan berhenti berinovasi. Menerima, berarti juga berteriak saat haknya belum diterima. Berterimakasih setelah menerima.

Perang ini,… muncul dari kisah sedih, kecerobohan Yudhistira, dan ketamakan Duryudana. Yudhistira kalah taruhan dari Sengkuni atas nama Duryudana. Duryudana pun dapat semua tanah pandawa yang terletak di Kurusetra berikut keempat adiknya dan Drupadi jadi budak Duryudana. Kesepakatan mereka, empat pandawa dan istri (Drupadi) harus dipengasingan selama 12 tahun. Setelah itu Duryudana akan mengembalikan lagi tanah mereka. Kemudian Kurawa ini ingkar. Pandawa mengutus Krishna untuk bernegosiasi. Gagal. Krishna pun memprovokasi untuk perang.

Sambil Krishna memberi wejangan. Vedya mengabadikan penuturan Manusia terlengkap dengan enam belas sifat ini dalam buku yang sekarang terkenal dengan Gita, salah satu buku suci kaum Hindu.

No comments: